MODEL PEMBELAJARAN
QUANTUM TEACHING-LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA
Oleh:
Velta Boenika Yuwono
112144368
IV
G
Abstrak
Banyak siswa yang merasa bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit dan berhubungan dengan banyak rumus
sehingga sulit untuk dimengerti. Hal ini dikarenakan kecenderungan guru
menyajikan materi secara final, sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam mengkonstruksi
pengetahuan. Model Pembelajaran Quantum Teaching – Learning terbilang tepat
jika digunakan dalam suatu pengajaran di sekolah, hal ini bertujuan agar
pelaksanaan proses belajar mengajar bisa menyenangkan dan mengatasi rasa
kejenuhan pada peserta didik akibat cara belajar yang monoton.
Dengan demikian pembelajaran Quantum
Teaching dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika
Kata
kunci: Quantum Teaching Learning
Abstract
Many students feel that mathematics is a difficult
subject and is associated with many formulas so difficult to understand. This is due to the
tendency of teachers present in the final material, so that students are not
actively involved in constructing knowledge. Quantum Learning Model Teaching -
Learning fairly precise when used in a teaching in schools, it is intended that
the implementation of the learning process can be fun and overcome the boredom
of students due to the monotonous way of learning.
Thus,
learning can be developed Quantum Teaching in mathematics learning
Keywords:
Quantum Teaching Learning
PENDAHULUAN
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki
mengembangkan konsep Lozanov itu menjadi Quantum Learning. Metode
belajar ini diadopsi dari beberapa teori mutakhir. Antara lain sugesti, teori
otak kanan-kiri, pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik) dan
pendidikan holistik.
Uniknya, Quantum Teaching ini
diibaratkan seperti rumus Quantum Physics-nya Einstein, E = mc2.
“E” ialah Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar, semangat). “e”
merupakan massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik). “c”
adalah interaksi atau hubungan yang tercipta di kelas.Artinya, komunikasi serta
proses pembelajaran yang tercipta sangat berpengaruh pada efektivitas dan
antusiasme belajar peserta didik. Istilah “Quantum” sendiri sinonim
dengan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Pembelajaran Quantum bermakna
interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi
adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan
interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah
kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi
mereka sendiri dan bagi orang lain.
Quantum Teaching ( Model
Pembelajaran Quantum) adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala
nuansanya . Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam linkungan
kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Model Pembelajaran
Quantum diupayakan menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan
yang dapat memaksimalkan proses belajar. Model Pembelajaran Quantum berfokus
pada proses belajar yang menyenangkan. Dasar berpikir dari Pembelajaran Quantum
adalah belajar merupakan kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan
menyenangkan dan berhasil. Model Pembelajaran Quantum menguraikan cara-cara
baru yang mempermudah proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan
pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.Model
Pembelajaran Quantum berusaha menggabungkan peningkatan multi sensori dan
multi kecerdasan dengan otak yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan
siswa untuk berprestasi. Dengan metode quantum ini diharapkan dapat menjadikan
motivasi untuk para siswa dan menghilangkan image matematika yang menyeramkan
dan berubah menjadi menyenangkan.
PEMBAHASAN
MASALAH
A. Strategi
Quantum
1. Landasan
Teori
Quantum learning
berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan
berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai suggestology atau suggestolopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan
sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk
memberikan sugesti positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang
musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu mengguanaan
poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan
menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.
Istilah lain
yang hampir dapat dipertukarkan dengan sugesstology
adalah pemercepatan belajar (accelerated
learning). Pemercepatan belajar
didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa belajar dengan dengan kecepatan yang
mengesankan”, dengan upaya yang normal dan
dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas
tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif,
kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama
untuk menghasilkan pengalaman kerja yang efektif.
Quantum learning
mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu
penelitian bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan
bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian
antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui
bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatakan tidakan-tindakan
positif untuk merangsang otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula
menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan
menciptakan “pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Quantum learning menggabungkan suggestologi,
teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, termasuk
didalamnya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang
lain seperti: 1) teori otak kanan/kiri; 2) teori otak triune (3 in 1); 3)
pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); 4) teori kecerdasan
ganda; 5) pendidikan holistic
(menyeluruh); 6) belajar berdasarkan pengalaman; 7) belajar dengan simbol, dan
8) simulasi/permainan.
2. Asas
utama
Quantum Teaching bersandar
pada konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke
Dunia Mereka”. Inilah asas utama alasan dasar dibalik segala strategi, model,
dan keyakinan Quantum Teaching.
Segala hal yang dilakukan dalam kerangka Quantum
Teaching setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum, dan setiap
metode instruksional dibangun diatas prinsip “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita,
dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”.
Beginilah maksudnya bawalah
dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka,
mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia siswa, sebagai langkah pertama,
untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama kita harus
membangun jembatan autentik memasuki kehidupan siswa.
Sertifikat mengajar atau dokumen
yang mengizinkan kita mengajar atau melatih hanya berarti bahwa kita memiliki
wewenang untuk mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa kita
harus mempunyai hak mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan
diberikan oleh siswa, bukan Departemen Pendidikan. Belajar dari segala
definisinya adalah kegiatan full contact. Dengan kata lain, belajar
melibatkan semua aspek kehidupan manusia, pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh. Disamping
pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan
demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk
memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pengajar dan diraih oleh guru.
(DePorter,2007 : 6)
Jadi masuki dahulu dunia
mereka. Mengapa ? Karena tindakan ini akan memberi kita izin untuk memimpin,
menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju ilmu pengetahuan yang lebih
luas. Bagaimana caranya ? Dengan mengaitkan apa yang kita ajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik,
musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, kita
dapat membawa mereka kedalam dunia kita, dan memberi mereka pemahaman mengenai
isi dunia itu. Disinilah kosakata baru, model mental, rumus, dan lain – lain
diberikan. Seraya menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun guru
mendapatkan pemahaman baru dan “Dunia kita” diperluas mencakup tidak hanya para
siswa, tetapi juga guru. Akhirnya, dengan pengertian yang lebih luas dan
penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari
kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
Bawalah dunia mereka ke
dunia kita, dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka. Begitulah dinamika manusia. Dan seperti
itulah asas utama Quantum Teaching.
3. Prinsip-prinsip
Quantum teaching
memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap serupa dengan asas utama, bawalah
dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke dunia mereka,
prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek quantum teaching. Anggaplah
prinsip-prinsip ini sebagai struktur chord
dasar dari simfoni belajar.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Segalanya
berbicara
Segalanya dari
lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan hingga
rancangan pelajaran guru, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2. Segalanya
bertujuan
Semua yang
terjadi dalam pengubahan guru mempunyai tujuan.
3. Pengalaman
sebelum pemberian nama
Pembelajaran
yang baik adalah jika siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang
akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Ini
diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya rangsangan yang kompleks
selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
4. Akui
setiap usaha
Belajar
mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat
siswa mengambil langkah ini, mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5. Jika
layak dipelajari, maka layak pula dirayakan!
Perayaan adalah
sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
4. Unsur-unsur
a. Konteks adalah latar untuk
pengalaman anda :
1. Suasana yang memberdayakan.
2. Landasan yang kukuh.
3. Lingkungan yang mendukung.
4. Rancangan belajar yang dinamis.
(DePorter,2007
: 9)
b. Isi adalah keterampilan penyampaian :
1. Penyajian yang prima.
2. Fasilitas yang luwes.
3. Keterampilan belajar untuk belajar.
4. Keterampilan hidup.
5. Model/Kerangka
Perancangan Quantum Teaching
T = Tumbuhkan (Sertakan diri mereka, pikat mereka,
puaskan AMBAK “Apa Manfaat BagiKu”).
A = Alami (Berikan mereka pengalaman belajar ;
tumbuhkan “Kebutuhan untuk mengetahui”).
N = Namai (Berikan “Data”, tepat saat minat memuncak).
D =Demonstrasikan (Berikan kesempatan bagi mereka
untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan
membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
U = Ulangi (Rekatkan gambaran keseluruhannya).
R = Rayakan (Ingat, jika layak dipelajari, maka
layak pula dirayakan).
(DePorter,2007
: 10)
B.
Pembelajaran Quantum
Learning
a.
Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran
Pembelajaran quantum berdasarkan
asas “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka”, memberikan pengertian bahawa hubungan antara guru dengan siswa harus
saling mendukung. Guru memasuki dunia siswa sebagai upaya memperoleh ijin untuk
memimpin, menuntun, dan memudsahkan siswa untuk memahami ilmu pengetahuan.
Upaya ini dilakukan antara lain dengan mengaitkan secara langsung konsep-konsep
yang akan dikaji dengan peristiwa sehari-hari atau dari pengalaman sehari-hari
mereka. Dengan pengertian yang lebih luas dan mendalam berdasarkan interaksi
tersebut, siswa akan dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia
mereka dan menerapkannya dalamsituasi yang baru.
Untuk mendukung terciptanya
komunitas belajar yang efektif dan menyenangkan, maka dalam penerapan model
pembelajaran kuantum diperlukan beberapa alat atau media seperti kartu penghargaan
dan lembar kerja siswa (LKS).
Melalui penerapan pembelajaran
kuantum, dampak intruksional yang diperoleh adalah siswa-siswa diharapkan
memiliki pemahaman konseptual yang memadai terkait dengan konsep-konsep
matematika yang dipelajari. Dampak pengiring yang diperoleh adalah nilai-nilai
positif dalam membangkitkan kesadaran akan pengetahuan yang relevan dan sikap
kritis siswa dalam belajar.
b.
Kosep Pembelajaran Quantum Learning
Belajar bukan merupakan konsekuensi
otomatis dari penyampaian informasi kepada peserta didik. Ada banyak hal yang
dapat diajarkan dan bukan sekedar diberitahukan. Penjelasan dan peragaan
instruktur belumlah cukup menuju kearah belajar yang sebenarnya.
Sebuah kreatifitas dalam bentuk
Model Pembelajaran Quantum Teaching – Learning senantiasa mutlak dimiliki oleh
seorang guru dalam mengolah dunia pendidikan. Guru yang mempunyai kreatifitas
tinggi dalam menyampaikan suatu mata pelajaran baik berupa daya imajinasai,
tehnik, atau metode yang dipakai dalam mengajar, potensi, dan gaya individu
atau pembawaan guru itu sendiri yang luwes, fleksibel, dan pandai memanfaatkan
waktu yang dimilikinya saat mengajar sangat mempengaruhi minat siswa itu
sendiri. Selain dari pihak guru, Kegiatan belajar akan menjadi aktif apabila
peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan belajar yang harus dilakukan.
Mereka menggunakan otaknya untuk mempelajari gagasan – gagasan, memecahkan
berbagai masalah, menerapkan konsep – konsep yang mereka pelajari, meragamkan
langkah – langkah dengan cepat, menciptakan atmosfir menyenangkan dan secara
pribadi menarik hati.
Kegiatan belajar yang baik harus
mampu menstimuli memori dalam sirkuit otak menjadi kuat dan milyaran syaraf –
syaraf otak mampu menciptakan ruang baru untuk menampung pengetahuan baru.
Masing – masing pengetahuan itu akan membentuk lorong – lorong yang saling
berhubungan dan melahirkan gagasan – gagasan asosiatif, sintetis, dialektis,
dan lain – lain.
Model pembelajaran Quantum Teaching
– Learning bersifat dinamis dan emansipatif yang dapat mengantarkan peserta
didik menjadi pribadi merdeka dan senantiasa tumbuh berkembang.
PENUTUP
Quantum Learning merupakan model
pengajaran multi kecerdasan dan kompatibel dengan cara bekerja otak yang mampu
meningkatkan kemampuan dan kecepatan belajar. Percepatan belajar (accelerated
learning) dikembangkan untuk menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses
belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan
sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian,
modalitas belajar serta keterlibatan aktif dari peserta.
Lebih-lebih kemungkinan penerapannya dalam
lingkungan Indonesia baik lingkungan rumah, lingkungan
perusahaan, lingkungan bisnis maupun lingkungan kelas/sekolah (baca:
pengajaran). Khusus penerapannya di lingkungan kelas menuntut perubahan pola
berpikir para pelaksana pengajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, dan
struktur organisasi sekolah dan struktur pembelajaran. Jika perubahan-perubahan
tersebut dapat dilakukan niscaya pembelajaran kuantum dapat dilaksanakan dengan
hasil yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
DePorter, Bobbi dan
Mike Hernacki.2007.Quantum Teaching, Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Mizan Pustaka: Bandung.
DePorter,
Bobbi dkk.2007. Quantum Teaching, Mempraktikkan
Quantum Learning di Depan Kelas. Mizan Pustaka: Bandung.
Tim Penyusun. 1984. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. PT Balai Pustaka: Jakarta.
Oktamarini, Dwi
Rai dan Indrayani Ayu. Penerapan Model Pembelajaran
Kuantum (Quantum Teaching) dengan Teknik Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa Kelas V SD No 2 Bongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas
Mahasaraswati Denpasar.